TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Dede Yusuf Macan Effendi, meragukan temuan Kementerian Agama mengenai ratusan kasus perceraian dalam satu provinsi akibat pasangan suami-istri berbeda pilihan politik dalam pemilu. Politikus Partai Demokrat itu mengatakan perceraian tersebut belum tentu karena ada perbedaan politik dalam pemilu, tapi mereka mempunya persoalan lain sebelumnya.
"Menurut saya, jangan-jangan dulunya sudah selingkuh satu sama lain. Kita tidak tahu. Artinya, punya masalah sendiri yang kebetulan pas dengan adanya pemilu konflik itu menegang atau membesar," kata Dede Yusuf di Jakarta, Kamis, 21 November 2024. "Jadi, pemilu jangan dijadikan alasan untuk segera pergi ke Kantor Urusan Agama."
Menurut Dede Yusuf, pemilu bukan menjadi alasan utama meningkatnya angka perceraian di masyarakat.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa dalam satu provinsi tercatat 500 kasus perceraia...