Jakarta -
Setiap tahun Candi Borobudur di Jawa Tengah, Indonesia, menjadi panggung perayaan Waisak. Bagi umat Buddha, momen ini memiliki makna spiritual yang mendalam.
Namun tak hanya itu, Waisak di Borobudur juga menarik para pencinta fotografi yang ingin mengabadikan keindahan dan magisnya perayaan tersebut. Mulai dari prosesi ibadah yang dilakukan para biksu hingga ribuan lampion mengangkasa perpadu megahnya siluet candi.
Bagi kamu yang tertarik bisa mempersiapkan diri untuk Waisak di Borobudur tahun depan. Tak perlu pakai kamera profesional, kamu dapat menggunakan smartphone.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kualitasnya mumpuni selain itu mudah dibawa-bawa," ujar fotografer Ulet Ifansasti saat berbincang dengan detikINET.
Ulet sendiri saat perayaan Waisak di Borobudur belum lama ini menggunakan iPhone 15 Pro Max. Dia menilai kemampuan zoom HP Apple ini lebih natural, selain itu white balance dirasa tepat dari lainnya.
Karena itu tak hanya saat Waisak di Borobudur, iPhone 15 Pro Max dipakai saat menggarap foto Save the Children di beberapa daerah, salah satunya Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Ulet pun membagikan sejumlah trik untuk bikin foto kece saat Waisak di Borobudur pakai iPhone. Trik ini juga bisa diaplikasikan untuk memotret momen menarik lainnya.
Ulet Ifansasti Foto: Ulet Ifansasti
1. Pakai RAW
Smartphone masa kini sudah menyediakan mode RAW. Di iPhone, mode ini dikenal Apple ProRAW.
Menurut Ulet, mode ini tidak hanya diperuntukkan bagi fotografer saja, siapapun boleh dan bisa menggunakan. Ada banyak kelebihan jika menggunakan mode RAW, salah satunya memiliki lebih banyak kontrol kreatif pada hasil jepretannya.
"RAW bisa dipakai buat apa saja. Secara ngedit juga lebih bagus dari pada kamu ambil foto bisa," ujar fotografer kelahiran Papua itu.
"RAW itu punya file asli. Jadi kalau ada apa-apa, misalnya foto dibajak dan diakui orang lain, kita bisa membuktikan milik kita karena punya RAW-nya," sambung Ulet.
Tapi memang menggunakan RAW membuat file hasil motret punya ukuran besar. Semakin sering memotret bakal cepat menghabiskan memori internal ponsel.
"Aku kalau foto kan nggak satu atau sepuluh, pasti banyak. Satu file itu gede banget, menyiasatinya biar nggak cepat penuh pakai iCloud," kata Ulet.
Dirinya mengaku jarang menghapus foto. Kendati tidak digunakan saat itu, ketika dibuka lagi beberapa bulan kemudian bisa dimanfaatkan lagi.
"Aku dari dulu jarang delete foto, biasanya disimpan di hard disk. Sampai-sampai di rumah aku satu dry box isinya hard disk semua," ungkap Ulet sembari tertawa.
Untuk pengeditan kita bisa memanfaatkan opsi pengeditan bawaan yang tersedia di aplikasi Photos atau galeri. Menurut Ulet ini sudah dari cukup, tapi jika ingin lebih lanjut bisa menggunakan aplikasi pengeditan foto pihak ketiga.
Menggunakan zoom 5x Foto: Ulet Ifansasti
2. Jangan Pakai Flash
Ulet mewanti-wanti tidak menggunakan flash saat memotret, bahkan saat kondisi minim cahaya sekalipun. Dia melihat banyak pengunjung Waisak di Borobudur memakai flash saat memotret.
"Motret Waisak tuh colorful, kalau pakai flash itu hilang semua. Kamu nggak akan dapat apa-apa. Kamu nggak dapat ambience apa-apa," kata fotografer yang berdomisili di Yogyakarta ini.
Ulet menyarankan menggunakan Night Mode. Dengan mode ini foto yang didapatkan tetap terang tanpa menghilangkan detail dan ambience. Agar lebih membantu bisa menggunakan tripod saat memotret.
Ulet Ifansasti Foto: Ulet Ifansasti
3. Waktu yang Tepat
Prosesi Waisak di Borobudur begitu panjang. Ulet menginatkan baiknya memotret di waktu yang tepat.
Disarankan saat golden hour, yakni rentang pukul 16.00 - 17.00, saat itu sinar Matahari sedang bagus-bagusnya. Lalu di waktu petang atau kerap disebut blue hour.
"Jelang magrib, warna langit biru bikin adem. Kita juga bisa lihat ambiencenya," terang Ulet.
Ulet Ifansasti Foto: Ulet Ifansasti
4. Eksplorasi
Ulet menyarankan untuk tidak terpaku di satu titik saja. Menurutnya banyak momen yang tak terduga bisa didapat ketika kita mengeksplorasi kawasan perayaan Waisak di Candi Borobudur.
"Tidak harus di main stage, coba melipir ke kanan dan kiri. Kamu bakal melihat ada biksu tiba-tiba jalan. Kayak aku kemarin lagi jalan dapat momen biksu cuma berdiri nggak tahu lagi ngapain. Terus aku foto pakai night mode tahan 3 detik dapat momen biksu lagi berdiri dengan ambience pohon-pohon," cerita Ulet sembari memperlihatkan hasilnya.
5. Mode Pesawat
Setiap acara yang punya banyak pengunjung kerap membuat sinyal telekomunikasi kurang maksimal. Imbasnya bikin baterai ponsel terkuras karena musti mencari sinyal.
Ini dialami Ulet saat Waisak di Borobudur kemarin. Ketimbang menghabiskan daya baterai, dia mengaktifkan mode pesawat.
Dengan begitu baterai iPhone tidak cepat habis sehingga bisa memotret lebih lama. Disarankan juga membawa powerbank untuk tambahan daya jika diperlukan.
(afr/afr)