TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan bahwa dalam satu provinsi tercatat 500 kasus perceraian suami-istri akibat perbedaan pilihan politik.
Nasaruddin menilai, kasus tersebut menjadi indikasi rapuhnya sebuah perkawinan yang dapat berpisah hanya karena perbedaan pilihan politik dalam pemilihan umum atau pemilu.
"Perceraian karena politik juga besar. Ada satu provinsi, terjadi 500 perceraian gara-gara politik. Suaminya milih si A, istrinya milih si B, cerai. Begitu rapuhnya sebuah perkawinan," ujar Nasaruddin dikutip dalam laman resmi Kementerian Agama, Rabu, 20 November 2024.
Penyebab lain angka perceraian tinggi di Indonesia adalah judi online. Menag mengatakan, kasus perceraian akibat judi online ...