Guru Besar Unair-Undip Sebut Pola Distribusi AMDK Bisa Perparah Paparan BPA

4 months ago 17
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta -

Pola distribusi galon guna ulang yang buruk dikatakan dapat meningkatkan pelepasan (migrasi) bahan kimia berbahaya Bisfenol A (BPA). Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Prof. Junadi Khotib mengungkapkan semakin tinggi kadar BPA pada kemasan polikarbonat, maka paparan BPA pada air minum dalam kemasan semakin tinggi.

"Memang ada penelitian tentang kinetika pelepasan BPA dari kemasan polikarbonat. Semakin tinggi kadar BPA dalam kemasan polikarbonat, BPA yang dilepaskan juga semakin tinggi," ucap Prof. Junadi dalam keterangan tertulis, Sabtu (20/7/2024).

"Hanya saja, pelepasan ini sangat tergantung pada suhu dan tingkat keasaman. Ketika dalam distribusi dan produksi, kemasan galon air minum terpapar cahaya matahari langsung sehingga suhunya meningkat, tentu di sana sangat cepat terjadi migrasi," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. Junaidi meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak boleh lagi membiarkan masyarakat terus-menerus terpapar bahan kimia BPA mengingat efeknya pada kesehatan, termasuk gangguan perkembangan otak dan mental anak usia dini.

"BPOM bisa memperkecil peluang paparan risiko BPA melalui pemberian label pada kemasan makanan dan minuman. Itu bagian dari edukasi publik sekaligus bentuk perlindungan untuk masa depan anak-anak Indonesia," tegas dia.

Prof. Junadi menyatakan bahwa paparan BPA pada tubuh berbanding lurus dengan konsentrasi BPA dalam darah dan urin.

"Sementara konsentrasi BPA dalam darah dan urin sangat erat dengan berbagai penyakit yang berkaitan dengan gangguan endokrin, termasuk perkembangan saraf dan gangguan mental pada anak-anak. Ini kenyataan yang harus kita buka bersama," katanya.

Rekomendasi tersebut didasarkan pada hasil penelitian Gugus Peneliti Kesehatan Universitas Airlangga mengenai efek paparan BPA pada perkembangan otak dan gangguan mental anak usia dini.

"Penelitian kami sifatnya terbuka, siapa saja bisa mengakses dan yang kami dapatkan adalah evidence efek paparan BPA pada kesehatan mental dan otak anak, sesuai dengan standar keilmuan dan kesehatan," ungkap Junadi.

"Di seluruh dunia, otoritas keamanan pangan sepakat untuk mengatur acceptable daily intake secara progresif dari awal penggunaan plastik sampai saat ini. Semua negara sudah berada pada titik pandang yang sama terkait bagaimana mengelola TDI," tandasnya.

Prof. Junadi yakin saat ini masyarakat belum banyak yang mengetahui risiko BPA pada galon polikarbonat. Hal ini disebabkan karena label peringatan yang belum pernah ada di kemasan produk.

Padahal, lanjutnya, pelepasan (migrasi) BPA ke dalam makanan atau minuman adalah sesuatu yang jamak pada kemasan pangan dari jenis plastik polikarbonat. "Dipastikan migrasi BPA itu terjadi," katanya.

Senada dengan Prof. Junaidi, Prof. Andri Cahyo Kumoro, Guru Besar bidang Pemrosesan Pangan Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, menyatakan bahwa produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) sering kali mengangkut galon air dengan cara yang kurang baik, sering terpapar sinar matahari langsung dan terguncang-guncang.

"Ini sangat berpotensi menjadikan BPA terlepas dengan cepat," katanya.

Prof. Andri menambahkan masyarakat belum banyak yang mengetahui bahaya paparan BPA. Oleh karena itu, dia menyarankan pelabelan BPA pada kemasan galon sebagai langkah yang tepat untuk mendidik masyarakat.

"Saran saya, produsen beralih ke kemasan yang lebih aman dan bebas BPA," pintanya.

Menurut data BPOM, 96,4% galon bermerek yang beredar luas di pasaran menggunakan kemasan polikarbonat, jenis plastik keras yang pembuatannya menggunakan bahan campuran BPA. Penelitian terbaru BPOM menunjukkan bahwa tingkat migrasi BPA pada galon guna ulang di fasilitas produksi, distribusi, dan peredaran sudah sangat mengkhawatirkan.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang mengatakan bahwa temuan baru tersebut menjadi dasar keputusan BPOM untuk mengeluarkan draf peraturan pelabelan risiko BPA pada galon polikarbonat.

Dalam draf yang saat ini menunggu pengesahan, BPOM mewajibkan produsen yang menggunakan galon polikarbonat untuk memasang label peringatan 'Berpotensi Mengandung BPA', kecuali mampu membuktikan sebaliknya. Draf ini juga mencantumkan masa tenggang penerapan aturan selama tiga tahun.


(prf/ega)

Read Entire Article