INFO NASIONAL – Bencana kekeringan telah menjadi tantangan tahunan bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2023, sebanyak delapan kabupaten di wilayah ini mengalami kekeringan parah, sementara 14 wilayah lainnya berada dalam status siaga. Bahkan, pada tahun lalu, 225 dari 309 kecamatan di NTT ditetapkan dalam kondisi siaga kekeringan. Situasi ini memaksa warga menempuh jarak enam hingga sepuluh kilometer hanya untuk mendapatkan air bersih dengan harga Rp2.500 per 20 liter.
Salah satu wilayah yang selama ini menghadapi masalah krisis air bersih saat musim kemarau adalah Desa Tanaduen, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, NTT. Kepala Desa Tanaduen, Paulus Johnson Aritos, mengungkapkan bahwa akses air bersih menjadi isu utama yang sering dihadapi warganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, Read Entire Article