Liputan6.com, Jakarta - Tak sedikit dari kita yang merasa kesulitan untuk mengenali, atau bahkan menerima, bahwa kita telah dimanfaatkan oleh orang yang tidak tulus.
Padahal, ketulusan adalah salah satu kualitas penting dalam membangun hubungan dan menjaga kepercayaan.
Uniknya, ketidaktulusan justru lebih mudah dikenali dalam interaksi yang dangkal. Misalnya, ketika kita menyapa rekan kerja di lift dengan kalimat, “Hai, apa kabar?”—itu adalah bentuk kesopanan yang sudah menjadi pelumas sosial. Meski terdengar tidak tulus, sapaan semacam itu telah diterima sebagai norma dalam pergaulan sehari-hari.
Namun, ceritanya menjadi jauh lebih rumit saat Read Entire Article