Liputan6.com, Jakarta - Tingginya angka pernikahan anak di Indonesia masih menjadi masalah serius. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi. Akibatnya, banyak remaja terjebak dalam pernikahan dini, mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, dan menghadapi berbagai konsekuensi jangka panjang—baik dari sisi pendidikan, ekonomi, hingga kesehatan ibu dan anak.
Fenomena ini menjadi perhatian Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), khususnya perwakilan di Provinsi Jawa Tengah. Melalui kegiatan pembinaan yang dilakukan di Panti Pelayanan Sosial Anak (PPSA) Wira Adhi Karya, Kabupaten Semarang, Kemendukbangga/BKKBN mengingatkan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi r...